Gempa Bumi Di Sumatera Utara

Kabar memprihatinkan datang dari Kota Medan, Sumatera Utara. Pasalnya Sumatera Utara terkena bencana alam, gempa bumi terjadi dibeberapa tempat dan terjadi dua kali dalam waktu berdekatan.

Menurut informasi yang diterima dari BMKG, gempa pertama berkekuatan 3,9 SR persis pukul 19.13 WIB. Selang beberapa menit, gempa terjadi lagi dengan kekuatan yang lebih besar 5,6 SR.

Lokasi gempa terjadi di 3.24 LU, 98.59 BT (23 km Barat Daya Kabupaten Deliserdang-Sumatera Utara). Dengan kedalaman 10 Km, yang dirasakan hingga kota di sekitarnya seperti Medan, Binjai dan Tanah Karo.

Gempa kedua berkekuatan 5,6 SR, berlokasi di 3.33 LU,98.46 BT (28 km Barat Daya Deliserdang-Sumatera Utara) dengan kedalaman 10 Km).

Akibat gempa ini banyak warga yang berhamburan keluar dari rumah dan warung-warung pinggir jalan. Mereka berlarian menuju ke area yang lebih luas.

Tampak kabel-kabel listrik mengayun kencang. Durasi gempa yang kuat terasa hingga 15 detik.

Satu unit rumah di Desa Ujungpayung, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo rubuh akibat gempa bumi yang menerjang Senin (16/1/2-16) malam.
Rumah milik Rinaldi Ginting (22) itu rusak pada bagian atap yang ambruk menimpa satu unit mobil. Rinaldi sendiri bersama istri dan anaknya selamat dalam insiden ini.

Menurutnya gempa yang melanda desanya terjadi berulang kali. Namun goncangan paling kuat dirasakan pada pukul 19.42 WIB.

Ditempat lain, kerusakan parah terjadi pada bangunan Mal Medan Focal Point di Jalan Ringroad, Medan Sunggal. Pintu depan yang terbuat dari kaca hancur akibat guncangan gempa. Ruangan di lantai satu juga terlihat berantakkan akibat plafon yang berjatuhan dari lantai atas.
Gempa juga menyebabkan kerusakan kecil pada ujung landasan 05 Bandara Kualanamu, Deliserdang. Landasan yang biasa digunakan untuk lepas landas sekaligus mendarat sedikit begelombang.

“Ada sedikit lendutan (gelombang) di ujung runway 05. Untuk sementara tidak digunakan,” kata Plt Manajer Humas dan Protokoler Bandara Kualanamu, Wisnu Budi Setianto.

Meski begitu, Wisnu tidak bisa memastikan apakah lendutan itu disebabkan gempa bumi. “Jadi setelah gempa, kita langsung cek seluruh kondisi, di situ ditemukan lendutan. Jadi tidak tahu apakah memang karena dampak gempa,” tuturnya.

Kondisi ini menurutnya tidak fatal, karena Bandara Kualanamu memiliki panjang landasan 3.750 meter, sehingga aktivitas lepas landas dan mendarat bisa dialihkan ke landasan 23. “Jadwal penerbangan tidak ada yang bergeser, semuanya berjalan normal. Termasuk kondisi gedung juga tidak ada yang rusak, clear,” tandasnya.

Kepala Kantor SAR Medan, Zainul Tahar mengungkapkan pihaknya langsung bersiaga 24 jam. Ada dua tim yang dibentuk Zainul dengan kekuatan personel 20 orang. Bahkan satu unit helikopter turut mereka siagakan.

“Saat ini kita siaga 24 jam. Ada 20 personel yang didukung satu unit helikopter untuk membantu kinerja kita bila dibutuhkan,” kata Zainul.
Hingga menjelang tengah malam, Zainul mengatakan pihaknya belum menerima laporan mengenai adanya korban. “Sejauh ini belum ada laporan. Kita berharap juga begitu, semoga semuanya berjalan baik,” tukasnya.

Share on Google Plus

About berita hot