Siswi Di Perkosa Dan Kemaluannya Disulut Rokok, Polisi Lamban Menanggapi Laporannya




Pematang Siantar, Selasa, 27 Desember 2016 Seorang gadis yang masih duduk di kelas 1 SMA, SR (15) dilaporkan telah diperkosa oleh 8 orang remaja pria. Dimana diantaranya merupakan teman satu kelasnya.

Gadis malang tersebut diperkosa secara bergiliran dan dengan kejam  menyulutkan rokok yang masih menyala ke organ vital korban hingga terluka.

Ayah angkat korban Hamdan (55) angkat bicara mengenai kejadian yang  menimpa anak angkatnya itu. Menurutnya empat dari delapan ornag yang mencabuli anaknya itu merupakan teman sekolahnya di salah satu SMA di Kota Pematang Siantar.

Kejadian pemerkosaan itu terjadi di gedung sekolah SMP N 7 Pematang Siantar tepat dihari Minggu, 25 Desember 2016.

"Anak saya ini mendapat penganiayaan dan pemerkosaan ini di dua ruangan. Pertama di kantin sekolah. Kemudian di ruang kelas. Ada delapan orang yang melakukannya," ujarnya di Jalan Pattimura Ujung, Kelurahan Pardomuan Kecamatan Siantar.

"Anak saya ini ada luka di pahanya dan kemaluanya. Bekas sulutan rokok itu lukanya," lanjutnya.

Korban yang masih dirawat dirumahnya sendiri masih terguncang dan sering kali pingsan lalu sesaat kemudian sadar dan nangis kembali. Dan pandangan matanya yang kosong hanya terarahkan ke asbes rumah.

Sebelum terjadi kejadian nahas ini, SR dijemput oleh teman sekolahnya yang bernama SS (15) dan AG (15) dari rumah orang tua kandungnya yang berada di Karang Rejo, Kecamatan Gunung Maligas , Kabupaten Simalungun pada Sabtu malam (24/15/2016).

Besoknya diketahui SR tidak berada dirumah ketika orang tua kandungnya mendatangi rumah orang tua angkatnya di Pematang Siantar. Mengetahui anak angkatnya tersebut tidak pulang, Hamdan langsung melakukan pencarian.

Dan menjelang siang hari, SR diantar oleh teman yang menjemputnya pada malam sebelumnya ke simpang rumah orang tua kandungnya.

"Awalnya kepada kami dibilang (orang tua kandungnya) si SR enggak pulang ke rumah. Kami carilah, enggak ketemu. Cuma siangnya SR kembali ke rumah dalam keadaan linglung dan lemas," ujar Hamdan, ayah angkat SR.

Melihat kondisi anaknya seperti itu, Hamdan pun menanyakan apa yang terjadi kepada anaknya. Kemudian SR menjawab bahwa dirinya diperkosa dan dianiaya oleh delapan orang lelaki.

"Ada delapan orang yang ngerjain anak saya ini. Ada teman sekolahnya. Cuma lain kelas. Ada dua orang yang dia kenal. Ada yang mahasiswa juga katanya pelakunya," ujarnya.


Hamdan menjelaskan bahwa mereka memiliki foto dari teman yang menjemput SR malam itu, dan saat SR melihat foto tersebut ia langsung menjerit dan meronta ketakutan.

"Asal ditengoknya foto yang kami dapat dari FB teman yang jemput dia itu, langsung ketakutan dia. Kadang dia teriak supaya dilepaskan dia," ujarnya.

Pihak keluarga SR sudah melaporkan kejadian tersebut ke Mapolresta Siantar. Namun sayang laporan tersebut tidak langsung ditindak lanjuti oleh pihak kepolisian dengan alasan hasil visum dari SR belum bisa dilakukan karena layanan rumah sakit daerah  Djasamen Saragih tidak buka.

"Semalam kami melapornya ke Polisi. Cuma belum divisum-visum. Lantaran kata polisinya masih cuti bersama pihak RSUD," kata Hamdan, ayah angkat SR (15) di kediamanya, Senin (26/12/2016).

Hamdan pun menilai ada kejanggalan pada pihak kepolisian lantaran  SR tidak diminta untuk melakukan visum di hari Rabu mendatang.

"Besok gak ada lagi cuti bersama. Tapi masih saja hari Rabu dibuat visumnya. Ini kan aneh, apalah maksud dan tujuan polisi kek gini. Bukannya besok, Selasa (27/12/2016) dibuat," ujarnya.

Akibatnya pihak keluarga masih menahan diri untuk membawa SR kerumah sakit untuk mendapatkan pengobatan karena dikhawatirkan luka bekas penganiayaan tersebut akan hilang dan korban sudah tidak memiliki bukti.

"Masih bingung kami. Kami bawa nanti ke RS. Malah diobati. Jadinya gak nampak hasil visumnya," ujarnya.

Namun hingga kini dari delapan orang yang disebutkan oleh SR  belum satu pun yang ditangkap oleh Mapolres Siantar. Satu orang yang terduga turut dalam melakukan perbuatan keji ini, AG (15) yang juga teman SR sudah menjadi saksi kejadian.

Kepada polisi, AG sudah mengaku bahwa ada delapan orang yang turut melalukan perkosaan tersebut.
Pelaku yang pertama melakukan tindakan pemerkosaan kata AG dilakutan SS yang juga teman sekolah AG dan juga teman sekolah SR.

Lambatnya pelayanan polisi terhadap kasus yang melibatkan anak dibawah umur ini pun semakin memprihatinkan. Dimana anak-anak yang membutuhkan perlindungan hukum malah terlantar.
Share on Google Plus

About berita hot

0 comments:

Post a Comment